Antara Schooling – Homeschooling dan Flexi Schooling

Bogor Juni 2016. Antara Schooling – Homeschooling dan Flexi Schooling. Malam ini saya teringat medio 12 tahun yang lalu disaat bertemu seorang sahabat di Tangerang Jawa Barat yang mengajak saya terlibat mendukung rencana membuat kegiatan pendidikan membantu anak-anak putus sekolah.

Saat itu saya tidak menolak padahal pemahaman saya tentang dunia pendidikan masih terbatas. Namun karena kegiatan yang akan dilakukan bertujuan baik saya terima saja. Mengenai bagaimana-bagaimananya nanti bisa sambil jalan saja, begitu yang ada dalam komitmen kami.

Sambil jalan kami sambil belajar dan memulai kegiatan kami sebagai kelompok belajar. Tak disangka antusias masyarakat sekitar cukup hangat dan kamipun melembagakan kegiatan kami sebagai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Kami tidak menyebut kegiatan kelompok belajar ini diselenggarakan gratis, karena memang kami tidak punya kemampuan untuk menggratiskan, namun bolehlah kami bilang kelompok belajar ini berbiaya murah. Biaya yang mereka keluarkan sebenarnya untuk kepentingan mereka sendiri seperti untuk fotocopy materi ajar dan biaya administrasi pendaftaran ujian.

Kegiatan kami semakin berkembang karena didukung oleh beberapa mahasiswa mahasiswi yang bersedia menjadi volunteer sebagai tutor.

Kalau tidak salah, sampai tahun ini kami sudah meluluskan lebih dari 2000 warga belajar. Luar biasa memang.

Saya yang tadinya dari yang tidak tahu menjadi paham. Tapi seiring berjalannya waktu dan seiring dengan bertambahnya pemahaman mengenai dunia pendidikan, ada hal yang membuat saya khawatir dengan kondisi dunia pendidikan di Indonesia.

Menurut saya sebagai orang awam, telah terjadi pergeseran realitas dalam dunia pendidikan. Kalau boleh ekstrim saya mengatakan seperti ada pembiaran atas kekeliruan yang terjadi.

Harus ada upaya Kelirumologi terhadap definisi praktik homeschooling yang sebenarnya agar tidak semakin menjauh dari mana sebenarnya.  Yang parahnya lagi! kekeliruan ini sudah terlanjur dianggap benar oleh  masyarakat.

Menurut pengetahuan basic saja kita bisa menjelaskan arti dari terminologi homeschooling. Yaitu belajar dirumah. Rumah menjadi sekolahan dan orang tua sebagai pendidik dan sebagai pengatur namun anak diberi kebebasan untuk mengembangkan minat bakat didampingi orang tua nya yang bisa bertindak sebagai rekan yang mengkawal anak dalam pembentukan karakternya.

Kalo di Amerika kegiatan ini disebut homeschooling tapi kalo di Inggris disebut Home Education.

Baca juga : 6 alasan utama keluarga memilih homeschooling

Disono, Sesama Keluarga yang mempraktikan homeschooling kerap berkomunikasi dan berkumpul untuk berbagi pengetahuan serta tujuan lainnya. Mereka mendeklarkan sebagai komunitas homeschooling atau komunitas home education tapi Mereka nggak melembagakan komunitas mereka sebagai lembaga homeschooling.

Tapi kalo di Indonesia agak lain. Makanya diawal tadi saya menyebut seolah ada pembiaran atas kekeliruan ini. Kalo kita kupas lebih dalam ujung-ujungnya ada seauatu yang membuat mereka “pura-pura” tidak tahu dan selalu punya argumentasi (alasan) mengenai definisi homeschooling yang dilembagajan. Sesuatu itu UUD. Oops.

Padahal alasan-alasan / argumentasi yang mereka sampaikan mengenai definisi homeschooling (yang dilembagakan) lebih tepat ke definisi Flexi Schooling.

Di Inggris contohnya, keluarga yang tidak ingin sang anak bersekolah di sekolah formal akan memilih sekolah di Flexi Schooling dan lalu kegiatan homeschooling dirumahpun terus berjalan sebagaimana biasanya.

Kalau disono tidak ada terminologi yang keliru. Kalo disini ??!+

Nah kembali lagi ke cerita awal tentang kegiatan kelompok belajar saya dan sahabat saya tadi, ada keinginan dari kami untuk memulai membuat sekolah dengan embel-embel Flexible Schooling, walaupun ada kerabat yang lain sedikit ragu karena term nya tidak umum.

Tapi biarlah, daripada kami ikut terperosok kedalam kelirumologi mendingan menjadi yang tidak umum sambil mengedukasi makna dari homeschooling dan flexible schooling. Saya pilih menjadi bagian (walaupun minor) dari yang ingin memperbaiki ketimbang menjadi bagian dari mereka yang banyak tapi keliru.
Ini harus menjadi prinsip.

Dan harapan saya semoga semakin banyak mata yang mampu melihat permasalahan ini, telinga yang mau mendengar serta fikiran yang openmind agar mau bersama-sama memintal keinginan yang kuat terpadu untuk memperbaiki kekeliruan berdasarkan ilmu.

Demikian artikel Antara schooling, homeschooling dan flexi schooling semoga bermanfaat.

Salam
Prapanca

4 thoughts on “Antara Schooling – Homeschooling dan Flexi Schooling

  1. Selamat sore mas,

    Menarik sekali membaca artikel ini. Saya jadi terbuka pikiran perbedaan homeschooling dengan flexible schooling. Saya mau tanya kalau jadwal sekolah di flexible schooling bagaimana ya ?

    1. Selamat sore juga pak Pramono.
      Sesuai dengan nama Flexi Schooling, jadwal sekolah pun dibuat fleksibel, pada umumnya jadwal sekolah 2 x pertemuan setiap minggunya. Bahkan jamnya pun disesuaikan antara murid dengan tutor.
      Semoga bisa menjawab pertanyaan bapak. Jika ada yang masih kurang silakan jangan ragu untuk berdiskusi.

      Salam

Leave a comment